Bursa Asia Menguat, Investor Sorot Data dan Ketegangan

Senin, 30 Juni 2025 | 12:56:11 WIB
Bursa Asia Menguat, Investor Sorot Data dan Ketegangan

JAKARTA - Pasar saham Asia-Pasifik mengalami penguatan pada perdagangan, dengan para investor mulai mencerna sejumlah data ekonomi penting serta memperhatikan perkembangan ketegangan geopolitik yang masih berlangsung. Data produksi industri terbaru dari Korea Selatan dan Jepang menjadi sorotan utama, sementara indeks manajer pembelian (PMI) China juga menjadi bahan evaluasi pelaku pasar.

Indeks Nikkei 225 Jepang membuka perdagangan dengan kenaikan signifikan sebesar 1,13 persen, menunjukkan optimisme investor setelah rilis data yang menggembirakan. Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas juga meningkat 0,77 persen, memperkuat tren positif pasar saham Jepang.

Di Korea Selatan, indeks Kospi mencatat kenaikan 0,63 persen, menandakan dukungan pasar terhadap momentum pemulihan ekonomi regional. Namun, indeks Kosdaq yang mewakili saham berkapitalisasi kecil cenderung stagnan, menunjukkan selektivitas investor dalam memilih saham-saham yang lebih kecil.

Australia juga mengalami kenaikan, dengan indeks S&P/ASX 200 bertambah 0,3 persen, yang menunjukkan sentimen positif terhadap pasar saham benua tersebut.

Sementara itu, kontrak berjangka indeks Hang Seng di Hong Kong diproyeksikan membuka perdagangan lebih lemah, berada di level 24.182, dibandingkan dengan penutupan terakhir pada level 24.284,15. Hal ini menunjukkan adanya ketidakpastian pasar terkait situasi geopolitik yang terus berkembang.

Di dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan tren kenaikan meskipun masih ada risiko koreksi dalam jangka pendek. IHSG sebelumnya mengakhiri pekan lalu dengan penguatan sebesar 0,96 persen, menembus angka 6.897. Namun, pelaku pasar tetap waspada terhadap potensi volatilitas yang dapat terjadi akibat faktor eksternal maupun domestik.

Seorang analis pasar saham dari salah satu perusahaan sekuritas menyatakan, “Data produksi industri di Korea Selatan dan Jepang memberikan gambaran positif mengenai pemulihan ekonomi regional, yang mendorong sentimen pasar untuk bergerak lebih optimis. Namun, ketegangan di beberapa wilayah tetap menjadi faktor risiko yang harus diwaspadai.”

Selain data ekonomi, perhatian pasar juga tertuju pada perkembangan diplomasi global, khususnya isu ketegangan Israel-Iran yang berpotensi memengaruhi stabilitas kawasan dan pasar komoditas. Pelaku pasar kini menunggu kelanjutan perundingan dan kemungkinan gencatan senjata yang diharapkan dapat menurunkan ketegangan tersebut.

Di sisi lain, harga ETF saham Indonesia, iShares MSCI Indonesia ETF (EIDO), yang diperdagangkan di New York Stocks Exchange menutup pekan lalu dengan penurunan tipis sebesar 0,06 persen, di posisi 17,49. Penurunan ini mencerminkan sentimen hati-hati investor luar negeri terhadap pasar Indonesia, meskipun fundamental ekonomi nasional masih menunjukkan tren positif.

Kondisi pasar yang variatif di kawasan Asia ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara harapan pemulihan ekonomi dan risiko geopolitik yang masih membayangi. Pelaku pasar disarankan untuk tetap memperhatikan perkembangan makroekonomi dan isu-isu global yang dapat memicu volatilitas.

Secara keseluruhan, penguatan indeks saham utama di kawasan Asia pada Senin pagi ini memberikan sinyal positif bagi investor dan pelaku pasar modal. Namun, dinamika ekonomi global dan geopolitik tetap menjadi variabel kunci yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan investasi ke depan.

Terkini

Kabar Baik Harga BBM Pertamina September 2025 Stabil

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:18 WIB

Promo Diskon Tambah Daya Listrik PLN Bikin Pelanggan Senang

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:15 WIB

5 Pilihan Rumah Murah Nyaman di Tasikmalaya 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:11 WIB

Jadwal Lengkap KM Sirimau Pelni September Oktober 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:07 WIB