Gen Alpha dan Tantangan Mengelola Finansial di Era Instan

Selasa, 01 Juli 2025 | 09:26:08 WIB
Gen Alpha dan Tantangan Mengelola Finansial di Era Instan

JAKARTA - Generasi Alpha, yang lahir antara tahun 2010 hingga 2024, tumbuh dalam era digital yang serba cepat dan instan. Smartphone dan akses layanan online sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian mereka. Perilaku ini membentuk cara mereka melihat dan mengelola uang. Menurut riset dari perusahaan teknologi finansial GoHenry, anak-anak Gen Alpha menghabiskan sekitar 92 juta pound (sekitar Rp 2 triliun) antara 2023 dan 2024. Angka ini menunjukkan bahwa mereka bukan hanya konsumen pasif, tapi memiliki daya beli yang signifikan.

Pengeluaran terbesar Gen Alpha berasal dari layanan daring, terutama pesan-antar makanan yang meningkat 113 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, hampir setengah dari mereka suka berbelanja lewat media sosial seperti TikTok Shop, Facebook Marketplace, dan Instagram. Louise Hill, pendiri GoHenry, menyatakan, “Kenyamanan dan kecepatan telah menjadi norma,” yang secara tidak langsung membentuk perilaku pengelolaan uang mereka.

Tantangan Orang Tua Mengajarkan Keterampilan Finansial

Dalam kondisi tersebut, orang tua menghadapi tantangan besar untuk mengajarkan anak-anaknya keterampilan mengelola keuangan yang sehat. Louise Hill mengingatkan pentingnya anak-anak memahami konsep dasar bahwa “uang harus dihasilkan terlebih dahulu sebelum bisa dibelanjakan,” dan setiap pengeluaran harus dipertimbangkan dengan matang.

Meskipun kini tersedia banyak sumber edukasi keuangan secara online dan beragam produk finansial yang mudah diakses, seperti kartu kredit, sistem bayar nanti (buy now pay later), dan pembayaran tanpa sentuhan, tantangan utama adalah memastikan anak tidak terjebak dalam konsumsi impulsif akibat kemudahan teknologi.

Membuat Uang Jadi ‘Nyata’ untuk Anak

Salah satu solusi yang disarankan Hill adalah mengenalkan uang tunai secara langsung kepada anak agar mereka memahami nilai uang. Memberikan uang saku rutin, misalnya antara 50 pence hingga 5 pound per minggu, dapat menjadi cara efektif. Dengan uang saku, anak dapat belajar menyimpan dan mengalokasikan uang untuk membeli barang atau kebutuhan tertentu.

Hill menjelaskan, “Kalau aku menabung empat kali, aku punya dua pound. Kalau 10 kali, aku bisa beli barang X, Y, Z.” Memberikan beberapa koin sekaligus juga membantu anak memahami berapa banyak koin yang harus ditukar untuk sebuah permen atau mainan. Pendekatan praktis ini memperkuat pemahaman anak mengenai nilai uang dan konsekuensi pengeluaran.

Metode Visual untuk Remaja: Anggaran Pizza

Untuk anak yang sudah remaja, Hill menyarankan metode “anggaran pizza”. Ini adalah cara visual untuk membantu mereka memahami alokasi uang dalam rumah tangga. Bayangkan pizza sebagai gaji atau uang saku, kemudian anak diminta menebak seberapa besar potongan pizza yang digunakan untuk membayar kebutuhan seperti sewa rumah atau cicilan.

Dengan metode ini, anak dapat melihat secara konkret berapa banyak uang yang tersisa untuk kebutuhan hiburan atau lainnya. Cara ini membangun kesadaran akan pembagian anggaran dan pentingnya perencanaan finansial dalam kehidupan sehari-hari.

Melibatkan Anak dalam Percakapan Keuangan Keluarga

Anak-anak cenderung menyerap sikap orang tua terhadap uang, sehingga penting bagi orang tua melibatkan mereka dalam diskusi tentang kondisi keuangan keluarga. Hill mencontohkan situasi krisis biaya hidup di Inggris setelah pandemi Covid-19 yang membuat banyak anak khawatir soal keuangan keluarga.

Namun, orang tua dapat membicarakan tantangan keuangan dengan cara yang tidak langsung menimbulkan stres pada anak. Contohnya, jika keluarga tidak mampu membeli makanan siap saji setiap Jumat, orang tua bisa mengajak anak membuat “fakeaway” alias masak makanan ala takeaway di rumah. Kegiatan ini tidak hanya mempererat hubungan keluarga, tapi juga mengajarkan anak tentang penghematan dan manajemen pengeluaran.

Hill menambahkan, “Bagaimana kalau ajak anak membuat pizza dan memilih topping sendiri? Mungkin juga ikut ke supermarket untuk membeli bahan, lalu tunjukkan berapa banyak uang yang bisa dihemat dibanding membeli takeaway.” Cara ini membuat anak merasa lebih berperan dalam pengelolaan keuangan dan mengerti nilai uang yang dikeluarkan.

Menyiapkan Gen Alpha Menghadapi Dunia Finansial Modern

Gen Alpha merupakan generasi yang berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka hidup di zaman digital dengan berbagai kemudahan transaksi, namun harus memiliki kemampuan mengelola uang yang matang agar tidak terjebak dalam konsumsi berlebihan. Orang tua dan pendidik memegang peranan penting dalam membekali anak-anak mereka dengan pengetahuan finansial yang sesuai dengan era ini.

Mengenalkan konsep keuangan secara nyata dan melibatkan anak dalam diskusi keuangan keluarga menjadi langkah awal yang penting. Dengan cara ini, Gen Alpha dapat tumbuh menjadi individu yang melek finansial, mampu mengelola uang dengan bijak, dan siap menghadapi dinamika ekonomi masa depan.

Terkini

Kabar Baik Harga BBM Pertamina September 2025 Stabil

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:18 WIB

Promo Diskon Tambah Daya Listrik PLN Bikin Pelanggan Senang

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:15 WIB

5 Pilihan Rumah Murah Nyaman di Tasikmalaya 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:11 WIB

Jadwal Lengkap KM Sirimau Pelni September Oktober 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:07 WIB