JAKARTA - Transformasi digital kembali menjadi fokus utama Bank Jatim pada paruh kedua 2025. Langkah ini tidak hanya diarahkan untuk memperbesar skala bisnis, tetapi juga untuk menghubungkan pemerintah daerah, UMKM, serta masyarakat ke dalam satu ekosistem layanan digital yang mudah, cepat, dan aman.
Direktur Bisnis Menengah, Korporasi, dan Jaringan Bank Jatim, Arif Suhirman, bersama Direktur Kepatuhan Bank Jatim, Umi Rodiyah, menegaskan bahwa sisa enam bulan di 2025 akan menjadi momentum penting bagi perseroan untuk memperkuat kapasitas bisnis.
Fokus Strategis Semester II/2025
Menurut Arif, ada tiga sasaran utama yang menjadi pegangan Bank Jatim. Pertama, memperdalam integrasi ekosistem digital agar layanan keuangan semakin inklusif. Kedua, meningkatkan kualitas aset dan liabilitas dengan prinsip kehati-hatian. Ketiga, memperbesar skala bisnis melalui pertumbuhan organik maupun aksi korporasi.
“Pertumbuhan bisnis tetap kami jalankan dengan menekankan kualitas aset yang sehat, pertumbuhan dana berkelanjutan, serta penyaluran kredit yang prudent dan selektif,” jelas Arif.
Selain itu, Bank Jatim percaya bahwa perluasan bisnis dapat lebih cepat dicapai melalui aksi korporasi. Sejak akhir 2024, perseroan telah melakukan penyertaan modal kepada BPD melalui pola Kelompok Usaha Bank (KUB) dan menerbitkan obligasi berkelanjutan.
Komitmen Jadi BPD Unggulan Nasional
Bank Jatim menargetkan diri untuk menjadi BPD yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus memiliki daya saing nasional. Visi tersebut dirangkum dalam tekad untuk menjadi BPD nomor satu di Indonesia.
Kinerja keuangan Bank Jatim sepanjang semester I/2025 mencerminkan arah yang positif. Konsolidasi aset perseroan mencapai Rp118,15 triliun atau tumbuh 16,71% secara tahunan (Year-on-Year/YoY). Laba bersih konsolidasi pun menembus Rp811 miliar, naik 30,64% YoY.
Sementara secara individu, aset Bank Jatim tercatat Rp101,75 triliun pada triwulan II/2025, meningkat 0,51% YoY. Laba bersih individu mencapai Rp703 miliar, tumbuh 13,26% YoY.
Pertumbuhan Kredit Sehat dan Produktif
Di sektor pembiayaan, Bank Jatim mampu membukukan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 15,91% YoY hingga triwulan II/2025. Portofolio kredit konsumtif tercatat Rp35,79 triliun atau naik 12,75% YoY, sedangkan portofolio kredit produktif mencapai Rp31,51 triliun atau tumbuh 19,71% YoY.
“Segmentasi account officer, optimalisasi tenaga kerja di unit-unit, serta monitoring berkala memberikan hasil maksimal bagi penyaluran kredit konsumtif maupun produktif,” tambah Arif.
Ekspansi Melalui Jaringan Digital dan Agen
Salah satu keunggulan Bank Jatim adalah jaringan konvensional yang tersebar luas di Jawa Timur. Namun, konektivitas layanan kini semakin diperkuat melalui platform digital dengan brand JConnect.
Pertumbuhan jumlah pengguna dan volume transaksi JConnect terus meningkat seiring kebutuhan masyarakat akan layanan digital yang praktis. Selain itu, Bank Jatim mengoptimalkan Agen Jatim, yang tidak hanya memfasilitasi transaksi perbankan di daerah potensial, tetapi juga ikut berkontribusi dalam penyaluran kredit. Hingga kini, tercatat sebanyak 14.008 agen aktif mendukung kinerja perseroan.
Arif menekankan bahwa upaya memperbesar basis nasabah akan terus dilakukan, antara lain melalui promo produk dan layanan yang beragam. Strategi ini diyakini dapat mendorong peningkatan transaksi digital sekaligus memperkuat loyalitas nasabah.
Dorongan pada Pertumbuhan Berkelanjutan
Di luar aspek bisnis, Bank Jatim konsisten mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Salah satu wujudnya adalah pembiayaan bagi usaha ramah lingkungan. Pada 2024, penyaluran kredit kepada sektor usaha berwawasan lingkungan mencapai Rp5,65 triliun.
Selain itu, program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) juga dijalankan melalui berbagai kegiatan, mulai dari pendidikan, kesehatan, budaya, hingga sosial kemasyarakatan.
“Komitmen kami bukan hanya pada kinerja bisnis, tetapi juga dalam menjaga lingkungan hidup melalui kegiatan pelestarian yang nilainya terus meningkat setiap tahun,” tegas Arif.
Prospek Positif ke Depan
Dengan performa keuangan yang solid, strategi digitalisasi yang masif, serta dukungan jaringan konvensional dan agen, Bank Jatim optimistis menghadapi paruh kedua 2025.
Peningkatan kapasitas bisnis melalui pendalaman ekosistem digital diyakini akan memperkuat kontribusi Bank Jatim bagi masyarakat, pemerintah daerah, dan UMKM. Pada saat yang sama, langkah ini akan membawa Bank Jatim lebih dekat dengan visinya sebagai BPD unggulan nasional yang mampu bersaing di kancah global.
Arif menutup paparannya dengan menekankan pentingnya sinergi: “Kami yakin dengan integrasi digital, pertumbuhan berkelanjutan, dan komitmen pada kualitas, Bank Jatim dapat memberikan nilai tambah tidak hanya bagi pemegang saham, tetapi juga masyarakat luas.”