JAKARTA - Transformasi digital di sektor layanan kesehatan Indonesia kini mulai menunjukkan dampak signifikan, tidak hanya dalam peningkatan efisiensi internal tetapi juga dalam meraih pengakuan dari komunitas internasional. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majalengka menjadi contoh mencolok dari keberhasilan ini, setelah menerima kunjungan resmi dari delegasi AME International pada 15 Mei 2025 lalu.
Kunjungan tersebut dipimpin oleh Dr. Olegas Niaksu, seorang tokoh berpengaruh dalam bidang kesehatan global yang merupakan perwakilan pemerintah Austria dan mantan Wakil Menteri Kesehatan Republik Lithuania. Delegasi ini secara khusus datang untuk melihat langsung penerapan sistem teknologi informasi kesehatan yang telah dijalankan RSUD Majalengka sebagai bagian dari program digitalisasi layanan rumah sakit daerah.
Kunjungan Delegasi Internasional
Dalam agenda kunjungan yang berlangsung selama satu hari penuh, delegasi AME International melakukan tur menyeluruh ke berbagai bagian rumah sakit. Fokus utama mereka tertuju pada sistem manajemen informasi rumah sakit (SIMRS) yang telah digunakan untuk mendukung pelayanan medis, administratif, hingga sistem rujukan berbasis digital.
Dr. Olegas Niaksu menyampaikan apresiasi atas kemajuan teknologi yang telah diadopsi RSUD Majalengka. Menurutnya, apa yang dilakukan rumah sakit ini patut dicontoh oleh institusi kesehatan lain di kawasan Asia Tenggara. "Kami melihat sebuah pendekatan yang visioner dalam hal integrasi teknologi dan pelayanan publik. Sistem seperti ini penting untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan kesehatan di berbagai wilayah," ujarnya dalam sesi diskusi bersama jajaran manajemen RSUD.
Inovasi Teknologi Tingkat Daerah
Penerapan teknologi di RSUD Majalengka mencakup integrasi berbagai sistem digital, mulai dari pendaftaran pasien online, sistem antrean otomatis, rekam medis elektronik (RME), hingga dashboard pemantauan kinerja layanan berbasis data real-time. Rumah sakit ini juga telah mengimplementasikan interoperabilitas data dengan fasilitas kesehatan lain melalui platform rujukan elektronik nasional.
Direktur RSUD Majalengka, dr. Deni Nurdyana, menyatakan bahwa digitalisasi telah menjadi kebutuhan mutlak dalam pelayanan kesehatan modern. “Kami tidak hanya mengejar efisiensi internal, tapi juga ingin memberikan pengalaman pelayanan yang lebih baik dan cepat kepada masyarakat. Dengan sistem digital yang terintegrasi, proses pemeriksaan, pengobatan, hingga rujukan menjadi jauh lebih akurat dan cepat,” tegasnya.
Dampak terhadap Layanan dan Efisiensi
Sebelum mengadopsi teknologi secara menyeluruh, RSUD Majalengka menghadapi berbagai tantangan administratif, seperti antrian panjang, keterlambatan data pasien, dan minimnya integrasi informasi antar unit layanan. Setelah transformasi digital berjalan lebih dari dua tahun, rumah sakit ini melaporkan penurunan waktu tunggu pasien hingga 35%, peningkatan keakuratan diagnosis sebesar 25%, serta efisiensi biaya operasional sebesar 15%.
Tak hanya itu, sistem digital juga memperkuat sistem manajemen obat, dengan pelacakan stok berbasis sistem yang otomatis memperingatkan jika ada potensi kekurangan obat vital. Sistem ini sangat membantu pihak rumah sakit dalam perencanaan logistik farmasi dan mengurangi risiko kekosongan obat.
Daya Tarik bagi Kolaborasi Global
Kunjungan dari AME International juga menjadi sinyal positif bagi potensi kolaborasi internasional ke depan. Organisasi yang terdiri dari berbagai pakar dan institusi kesehatan dunia itu menyatakan ketertarikan untuk menjadikan RSUD Majalengka sebagai model studi kasus dalam forum-forum global terkait digitalisasi kesehatan.
Menurut Dr. Niaksu, “Ada banyak pelajaran yang dapat diambil dari pengalaman RSUD Majalengka. Kami sedang menjajaki kemungkinan kerja sama jangka panjang, termasuk pertukaran pengetahuan dan kolaborasi pengembangan perangkat lunak kesehatan yang ramah pengguna dan hemat biaya.”
Penguatan SDM dan Infrastruktur
Kesuksesan transformasi digital ini tidak terlepas dari komitmen rumah sakit dalam membangun kapasitas sumber daya manusia (SDM). Tim internal RSUD Majalengka secara aktif mengikuti pelatihan teknis tentang pengelolaan sistem informasi, keamanan data pasien, serta analisis big data untuk kepentingan pengambilan kebijakan medis.
“Kunci keberhasilan bukan hanya teknologi, tapi juga kesiapan tim dalam memahami dan memaksimalkan manfaat dari teknologi itu sendiri,” ungkap dr. Deni. Ia juga menambahkan bahwa RSUD Majalengka telah bekerja sama dengan beberapa universitas dalam menyediakan pelatihan rutin bagi tenaga medis dan staf administrasi mengenai sistem informasi kesehatan.
Selain penguatan SDM, infrastruktur digital rumah sakit juga terus ditingkatkan. RSUD Majalengka telah memperluas jaringan Wi-Fi di seluruh area layanan, menambah server berkapasitas tinggi, dan memastikan cadangan data melalui sistem cloud yang aman.
Replikasi dan Dukungan Pemerintah Daerah
Keberhasilan RSUD Majalengka turut menjadi inspirasi bagi rumah sakit daerah lainnya di Jawa Barat. Pemerintah Kabupaten Majalengka, melalui Dinas Kesehatan, telah menyusun rencana untuk menduplikasi sistem yang sama di rumah sakit dan puskesmas lain di wilayah tersebut.
“Kami melihat model ini sangat efektif dan bisa diterapkan secara bertahap di fasilitas lain, tentu dengan penyesuaian anggaran dan SDM,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Majalengka, dr. Haris Nugraha.
Dukungan dari pemerintah daerah juga ditunjukkan melalui alokasi anggaran khusus untuk pengembangan teknologi digital di sektor kesehatan dan peningkatan kualitas layanan kesehatan publik.
Harapan Menuju Pengakuan Lebih Luas
Pencapaian RSUD Majalengka dalam transformasi digital diharapkan menjadi titik awal dari gelombang inovasi yang lebih luas di dunia kesehatan Indonesia. Dengan keterlibatan pemangku kepentingan global seperti AME International, rumah sakit ini juga diharapkan dapat memperoleh sertifikasi internasional di masa mendatang.
“Tujuan kami bukan sekadar pengakuan, tetapi membawa pelayanan kesehatan daerah naik kelas, sejajar dengan standar rumah sakit modern di dunia,” pungkas dr. Deni dengan optimis.
Transformasi digital yang dilakukan oleh RSUD Majalengka bukan hanya mengubah cara kerja internal rumah sakit, tetapi juga membuka peluang besar bagi kerja sama internasional, peningkatan layanan kesehatan, serta efisiensi sistem yang selama ini menjadi tantangan di sektor kesehatan daerah.
Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, RSUD Majalengka menunjukkan bahwa rumah sakit daerah pun mampu menjadi pelopor dalam pelayanan kesehatan berbasis teknologi, bahkan menarik perhatian dunia internasional.