JAKARTA — Mendaki gunung kini bukan lagi sekadar soal ketahanan fisik dan perlengkapan outdoor seperti sepatu bot atau tenda. Di era digital, gadget berperan penting dalam menunjang keselamatan, navigasi, hingga dokumentasi saat berada di alam bebas. Gadget yang tepat tidak hanya membuat perjalanan lebih praktis dan menyenangkan, tetapi juga dapat menyelamatkan nyawa dalam situasi darurat.
Berikut delapan gadget esensial yang wajib dibawa saat mendaki gunung untuk memastikan pendakian berjalan aman dan nyaman:
Headlamp atau Senter LED: Penerangan Tangan Bebas
Saat mendaki di pagi buta atau ketika turun malam hari, penerangan adalah prioritas utama. Headlamp menjadi pilihan utama dibandingkan senter tangan karena memungkinkan pendaki bergerak bebas dengan kedua tangan tetap aktif.
“Headlamp yang tahan air dan memiliki baterai isi ulang sangat dianjurkan. Selain praktis, ini juga hemat energi dan bisa diandalkan saat cuaca buruk,” ujar seorang pemandu pendakian profesional.
Pastikan membawa baterai cadangan atau model yang bisa diisi ulang menggunakan powerbank.
Smartphone dan Powerbank: Multifungsi untuk Navigasi dan Komunikasi
Smartphone tidak hanya digunakan untuk komunikasi, tetapi juga sangat berguna sebagai alat navigasi dengan aplikasi peta offline seperti Maps.me, Gaia GPS, dan AllTrails. Namun, suhu dingin di gunung dapat mempercepat pengurasan baterai.
Karena itu, penting membawa powerbank berkapasitas besar minimal 10.000 mAh. “Lebih baik jika membawa dua powerbank agar tidak kehabisan daya dalam kondisi darurat,” ujar seorang pendaki yang sudah menaklukkan berbagai gunung di Indonesia.
Jam Tangan Outdoor/Smartwatch GPS: Pemantau Cuaca dan Arah
Jam tangan outdoor modern kini telah dilengkapi fitur seperti GPS, altimeter, barometer, dan kompas digital. Ini membuatnya sangat ideal untuk pendakian.
“Dengan smartwatch outdoor, saya bisa memantau ketinggian, arah angin, dan bahkan perubahan cuaca yang akan datang. Ini sangat membantu saat melewati medan yang sulit,” kata salah satu pengguna smartwatch GPS dalam komunitas pendaki.
Merek seperti Garmin dan Suunto menjadi pilihan utama karena daya tahan baterai dan keakuratan datanya.
GPS Handheld: Akurasi Navigasi di Lokasi Tanpa Sinyal
Meskipun smartphone canggih, sinyal di gunung sering tidak stabil. GPS handheld seperti Garmin eTrex menjadi perangkat andalan karena memiliki akurasi tinggi dan hemat daya.
“Di beberapa jalur pendakian ekstrem, hanya GPS handheld yang bisa diandalkan. Sinyalnya kuat dan sangat akurat untuk pelacakan posisi,” ujar seorang relawan tim SAR.
Perangkat ini juga tahan cuaca ekstrem dan cocok untuk ekspedisi panjang.
Perangkat Darurat: Peluit dan Emergency Beacon
Pendakian solo atau eksplorasi jalur yang jarang dilewati memerlukan alat komunikasi darurat seperti peluit, Personal Locator Beacon (PLB), atau Garmin inReach Mini. Perangkat ini memungkinkan pengiriman sinyal SOS meskipun tidak ada jaringan seluler.
“Emergency beacon seperti inReach Mini telah menyelamatkan banyak nyawa. Sekali sinyal dikirim, koordinat lokasi langsung diterima tim penyelamat,” jelas seorang anggota SAR Gunung Rinjani.
Kamera Aksi: Dokumentasi Petualangan Ekstrem
Bagi para pendaki yang ingin mengabadikan momen, kamera aksi seperti GoPro atau Insta360 sangat cocok. Ukurannya kecil, tahan benturan, dan bisa dipasang di helm atau dada.
“Saya selalu membawa kamera aksi di setiap pendakian. Tak hanya untuk kenangan, tapi juga untuk membuat konten edukatif bagi pendaki pemula,” ujar seorang content creator pendakian alam.
Solar Charger atau Panel Surya Portable: Solusi Isi Ulang Daya
Untuk ekspedisi multi-hari, panel surya portabel adalah solusi tepat mengisi daya perangkat. Beberapa panel bisa dipasang di ransel dan digunakan sambil berjalan.
“Dengan panel surya, saya bisa tetap mengisi daya gadget saat berjalan tanpa harus mencari stop kontak. Ini sangat penting terutama di gunung tanpa akses listrik,” ujar seorang pendaki senior.
Radio Komunikasi (HT): Alat Koordinasi Tanpa Sinyal
Handy Talky (HT) masih menjadi perangkat utama untuk komunikasi di area tanpa sinyal. HT juga digunakan oleh tim SAR dan relawan di pos pendakian.
“HT sangat efektif untuk koordinasi tim, terutama jika anggota terpisah di jalur. Ini alat komunikasi yang terbukti andal di pegunungan,” ujar koordinator relawan basecamp gunung di Jawa Barat.
Tips Tambahan Membawa Gadget di Gunung
Agar gadget tetap aman dan berfungsi optimal, simpan semua perangkat di dalam dry bag atau kantong anti air. Udara lembap dan hujan bisa merusak perangkat elektronik. Saat malam, letakkan gadget dekat tubuh agar baterai tidak cepat habis karena dingin. Aktifkan mode pesawat (airplane mode) untuk menghemat daya jika tidak memerlukan sinyal.
Pendakian gunung kini semakin modern dengan dukungan teknologi. Membawa gadget bukan hanya soal gaya hidup digital, tetapi juga kebutuhan akan keselamatan dan kenyamanan. Dengan delapan gadget esensial tersebut, pendakian bisa dilakukan dengan lebih percaya diri, aman, dan tetap ramah lingkungan.
Namun, selalu ingat bahwa alat paling penting dalam mendaki tetaplah kesadaran diri, perencanaan yang matang, dan rasa hormat terhadap alam. Gadget hanyalah alat bantu yang paling utama adalah kesiapan mental dan fisik pendaki itu sendiri.