JAKARTA - Di era modern yang terus bergerak cepat, kemandirian finansial bagi perempuan kini menjadi kebutuhan utama yang tak bisa diabaikan. Kemandirian finansial bukan sekadar soal menghasilkan uang, melainkan juga tentang pemberdayaan, kepercayaan diri, dan kebebasan mengambil keputusan hidup secara mandiri dan penuh ketenangan.
Dalam sebuah diskusi program Ruang Tengah bersama platform edukatif CariUstadz.id, Ina Salma Febriani mengangkat tema penting ini bersama Kak Nadya, seorang perencana keuangan tersertifikasi. Mereka mengajak perempuan untuk memahami bahwa pengelolaan keuangan bukanlah urusan laki-laki saja. Justru, kemandirian finansial menjadi fondasi utama menciptakan keluarga yang sehat secara emosional dan stabil secara ekonomi.
Lebih dari Sekadar Menghasilkan Uang
Kak Nadya menegaskan bahwa kemandirian finansial tidak berarti perempuan harus meninggalkan perannya sebagai ibu rumah tangga atau bersaing dengan pasangan. "Ini soal memiliki daya; daya untuk memilih, berdiri tegak, dan tidak bergantung sepenuhnya pada orang lain secara ekonomi," jelasnya. Perempuan yang mandiri secara finansial tidak harus menjadi yang penghasil utama, melainkan mampu mengelola peran dan kontribusinya bersama pasangan demi kesejahteraan bersama.
Sayangnya, masih banyak stigma yang menghambat perempuan untuk mencapai kemandirian finansial. Ketika perempuan memilih berkarir, mereka sering dianggap terlalu ambisius. Namun, bila memilih fokus di rumah, mereka malah dipandang tidak produktif. Bahkan ketika penghasilan perempuan lebih besar dari pasangan, muncul persepsi negatif yang dapat menimbulkan konflik batin dan rasa bersalah. Padahal, setiap pilihan hidup perempuan adalah sah selama ada komunikasi dan saling menghargai dalam keluarga.
Inspirasi dari Perempuan di Masa Nabi
Sejarah membuktikan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam bidang ekonomi. Dalam Islam, sosok Sayidatina Khadijah dikenal sebagai pengusaha sukses dan penyokong utama dakwah Nabi Muhammad SAW. Begitu pula Zainab binti Jahsyi, yang rajin bersedekah dari penghasilan pribadinya. "Kontribusi ekonomi perempuan bukan hanya diperbolehkan, tapi bisa menjadi ibadah dan kebermanfaatan sosial," ungkap Kak Nadya.
Teladan ini menunjukkan bahwa kemandirian finansial perempuan bukan hal baru dan telah diakui dalam nilai-nilai luhur. Perempuan memiliki potensi besar untuk berkontribusi positif dalam ekonomi keluarga dan masyarakat luas.
Komunikasi dan Perencanaan Finansial Kunci Harmoni Keluarga
Uang sering menjadi sumber konflik dalam rumah tangga. Oleh karena itu, komunikasi terbuka dan jujur tentang keuangan sangat penting. Menurut Kak Nadya, menyepakati pembagian peran dan merencanakan keuangan bersama akan memperkuat rasa kebersamaan dalam keluarga. "Ini juga mencegah kecemburuan dan salah paham yang bisa merusak keharmonisan rumah tangga," tambahnya.
Selain itu, keluarga dianjurkan memiliki sistem perlindungan finansial yang memadai, seperti dana darurat dan asuransi. Hal ini bukan sesuatu yang tabu, melainkan bentuk ikhtiar agar saat musibah datang misalnya kehilangan tulang punggung keluarga keluarga masih memiliki cadangan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan emosional.
Literasi Keuangan Sejak Dini untuk Generasi Tangguh
Kemandirian finansial tidak hanya berdampak pada hari ini, tetapi juga masa depan generasi berikutnya. Perempuan yang melek finansial akan lebih mudah mendidik anak-anak tentang pentingnya nilai uang, kebiasaan menabung, dan pengelolaan pengeluaran yang bijak.
"Kita harus memulai literasi keuangan sejak dini agar anak-anak tumbuh menjadi generasi yang tangguh dan tidak mudah terombang-ambing oleh situasi ekonomi," ujar Kak Nadya. Investasi pendidikan keuangan sejak kecil adalah salah satu kunci membangun ketahanan keluarga secara menyeluruh.
Ikhtiar Cerdas dan Tawakal sebagai Kunci Kesuksesan
Semua usaha dan perencanaan keuangan perlu disertai dengan tawakal kepada Allah. Rezeki adalah hak prerogatif-Nya, namun usaha yang cerdas dan terencana adalah bentuk ikhtiar terbaik yang bisa dilakukan.
"Kemandirian finansial bukan berarti menjauh dari peran perempuan dalam keluarga, justru sebaliknya, ini adalah cara untuk menjalani peran tersebut dengan lebih bermartabat dan penuh tanggung jawab," tegas Kak Nadya.
Kemandirian finansial perempuan menjadi pondasi penting untuk membangun keluarga yang harmonis, stabil secara ekonomi, dan sehat secara emosional. Perempuan yang mandiri secara finansial tidak hanya mampu mengatur hidupnya dengan lebih baik, tetapi juga mampu menginspirasi generasi berikutnya agar tumbuh menjadi individu yang kuat dan mandiri.
Masyarakat kini diharapkan dapat mendukung perempuan untuk mewujudkan kemandirian finansial, menghapus stigma yang membelenggu, dan menumbuhkan budaya komunikasi serta perencanaan keuangan bersama dalam keluarga. Hal ini akan mendorong terciptanya keluarga yang tangguh dan berdaya saing, sekaligus menyejahterakan seluruh anggota keluarga.
Dengan pendekatan edukasi, inspirasi sejarah, serta kebijakan yang mendukung, perempuan dapat menjalankan perannya secara optimal tanpa harus merasa terbebani atau terkungkung oleh norma lama yang tidak relevan. Kemandirian finansial adalah hak dan kebutuhan perempuan masa kini untuk hidup lebih bermakna dan sejahtera.