TRANSPORTASI

Kemenhub Percepat Pengerukan Pulau Baai Demi Transportasi Laut

Kemenhub Percepat Pengerukan Pulau Baai Demi Transportasi Laut
Kemenhub Percepat Pengerukan Pulau Baai Demi Transportasi Laut

JAKARTA  – Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut tengah memacu pekerjaan pengerukan alur pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, sebagai langkah strategis untuk meningkatkan pelayanan transportasi laut, khususnya dari dan menuju Pulau Enggano.

Langkah percepatan ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi terhadap lonjakan aktivitas penumpang yang terjadi selama masa libur sekolah dan perayaan Pesta Budaya Tabot dalam rangka Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah. Dalam proses ini, Kementerian Perhubungan menggandeng sejumlah pihak, termasuk PT Pelindo (Persero) Regional 2 Bengkulu dan para pemangku kepentingan daerah.

Lonjakan Penumpang di KMP Pulo Tello

Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Muhammad Masyhud, menjelaskan bahwa peningkatan jumlah penumpang dari dan ke Pulau Enggano tampak signifikan dalam beberapa hari terakhir. Hal ini terlihat saat kapal penumpang KMP Pulo Tello melayani rute Enggano–Bengkulu.

“Lonjakan penumpang terlihat saat KMP Pulo Tello berlabuh di luar kolam bandar Pelabuhan Pulau Baai yang mengangkut jumlah penumpang tiba dari Pulau Enggano sebanyak 241 orang serta jumlah penumpang naik dari Bengkulu menuju Pulau Enggano sebanyak 190 orang,” ujar Masyhud.

Karena pekerjaan pengerukan menyebabkan terganggunya akses masuk dan keluar kolam Pelabuhan, maka pemerintah melakukan skema rede transport, yaitu pemindahan penumpang dari KMP Pulo Tello ke pelabuhan darat menggunakan kapal bantu.

Skema Rede Transport untuk Layanan Tetap Berjalan

Skema rede transport ini dilakukan secara terpadu melibatkan sejumlah armada dan instansi. Proses pemindahan penumpang menggunakan Kapal Negara Patroli KNP 359, KNP 5262, Kapal Pandu PT Pelindo Regional 2, serta 1 unit Kapal RBB milik Basarnas. Armada ini digunakan untuk membawa penumpang dari KMP Pulo Tello yang berlabuh di luar kolam pelabuhan menuju Dermaga Nusantara dan Dermaga ASDP.

“Pelayanan rede transport penumpang ini merupakan wujud untuk memastikan layanan transportasi laut dari dan ke Pulau Enggano tetap berjalan lancar,” tegas Masyhud.

Langkah ini dilaksanakan melalui sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, termasuk Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu, BPTD Kelas III Bengkulu, TNI, Polri, PT Pertamina Bengkulu, dan PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bengkulu.

Pengerukan Alur Darurat hingga Akhir Juni

Sementara itu, proses pengerukan sendiri dilakukan dengan target penyelesaian tahap pertama yaitu pembukaan alur darurat hingga akhir Juni 2025. Pengawasan terhadap pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Pulau Baai Bengkulu, yang bekerja langsung di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

“Alur darurat yang dikeruk memiliki kedalaman -4 meter LWS dengan lebar alur 60 meter. Sejak mendapatkan penugasan dari Kementerian Perhubungan, Pelindo langsung mengerahkan sejumlah alat berat termasuk kapal keruk kapasitas besar untuk percepatan pengerukan,” ungkap Masyhud.

Proses pengerukan ini penting untuk menjamin kelancaran arus keluar masuk kapal, terutama kapal penumpang seperti KMP Pulo Tello yang menjadi tulang punggung transportasi laut ke Pulau Enggano. Dengan kedalaman dan lebar alur yang memadai, kapal-kapal dapat kembali bersandar di dalam kolam Pelabuhan Pulau Baai dengan aman.

Pemeriksaan Kelaiklautan Kapal

Selama proses pengerukan berlangsung, KSOP Pulau Baai juga melaksanakan pemeriksaan kelaiklautan kapal yang beroperasi di area pelabuhan. Hal ini merupakan bagian dari pengawasan keselamatan pelayaran untuk memastikan kapal-kapal yang berlabuh dalam dan luar kolam pelabuhan berada dalam kondisi siap berlayar.

“Pemeriksaan kelaiklautan kapal tersebut dilakukan untuk memastikan kelaiklautan 15 kapal yang berlabuh di dalam kolam bandar serta 4 kapal yang berada di luar kolam bandar Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu yang akan melakukan pelayaran ke luar dan masuk Pelabuhan Pulau Baai,” tutur Masyhud.

Pemeriksaan mencakup aspek teknis kapal seperti kondisi mesin, kelengkapan navigasi, keselamatan pelayaran, serta kelayakan struktur kapal. Dengan cara ini, Kementerian Perhubungan memastikan tidak terjadi insiden di tengah padatnya aktivitas pelabuhan saat pengerukan berlangsung.

Komitmen Pemerintah untuk Wilayah Terpencil

Upaya yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah pusat untuk terus memperkuat konektivitas wilayah, termasuk wilayah-wilayah terpencil seperti Pulau Enggano, yang secara geografis terpencil namun memiliki nilai strategis tinggi.

Pelabuhan Pulau Baai sebagai pelabuhan utama di Bengkulu menjadi gerbang penting untuk mendukung distribusi logistik dan mobilitas masyarakat, terutama di wilayah kepulauan yang sangat tergantung pada angkutan laut.

Dengan selesainya pengerukan alur darurat dan pengaktifan kembali akses penuh kolam pelabuhan, diharapkan aktivitas bongkar muat, pelayaran reguler, hingga layanan logistik dari dan ke Bengkulu dapat berjalan lebih optimal.

Pekerjaan pengerukan di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu bukan hanya proyek infrastruktur, melainkan upaya strategis pemerintah dalam menjaga kelancaran transportasi laut nasional. Skema rede transport dan kerja sama antarlembaga menunjukkan keseriusan pemerintah dalam merespons kondisi lapangan dengan cepat dan terintegrasi.

Dengan koordinasi antara Kementerian Perhubungan, Pelindo, pemerintah daerah, dan unsur TNI-Polri, harapannya seluruh proses pengerukan dan pelayanan penumpang dapat berjalan tanpa hambatan berarti. Hal ini sekaligus menjadi momentum penting dalam penguatan konektivitas wilayah kepulauan di Indonesia bagian barat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index