JAKARTA - Dalam menghadapi tantangan pengangguran yang meningkat di Jakarta, kolaborasi strategis untuk mempermudah investasi menjadi sangat krusial. Langkah ini bukan hanya untuk mengundang modal masuk, tetapi lebih jauh untuk menciptakan lapangan kerja yang mampu mengurangi angka pengangguran di ibu kota.
Seiring melemahnya perekonomian, banyak perusahaan yang terpaksa gulung tikar sehingga berdampak pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran. Kondisi ini menuntut adanya solusi yang tidak hanya jangka pendek tetapi juga berkelanjutan, salah satunya dengan mendorong masuknya investor yang dapat membuka lapangan kerja baru.
Prioritas Pemanfaatan Sumber Daya Manusia Lokal
Wakil Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Wahyu Dewanto, menegaskan pentingnya memaksimalkan penggunaan tenaga kerja lokal dalam program investasi yang dijalankan di Jakarta. Menurut Wahyu, investor wajib memberdayakan SDM yang ada di Jakarta agar manfaat ekonomi bisa langsung dirasakan oleh masyarakat setempat.
“Jangan sampai nanti orang investasi di Jakarta, tapi dia bawa tenaga kerja sendiri. Makanya saya selalu katakan wajib pakai sumber tenaga yang ada di Jakarta,” tegas Wahyu dalam pernyataannya di Gedung DPRD DKI Jakarta.
Hal ini sekaligus menjadi upaya agar masyarakat Jakarta tidak hanya menjadi penonton dalam pembangunan ekonomi di wilayahnya sendiri, melainkan mendapatkan akses dan kesempatan yang sama untuk berkontribusi.
Data Pengangguran dan Tantangan di Jakarta
Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 152,1 juta jiwa pada tahun 2024. Namun, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di DKI Jakarta tercatat sebesar 6,21 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang sebesar 4,91 persen.
Angka ini menunjukkan bahwa permasalahan pengangguran di ibu kota masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diatasi dengan kebijakan tepat dan sinergi berbagai pihak.
Pentingnya Program Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan
Untuk menekan angka pengangguran, Wahyu menyoroti perlunya program pelatihan kerja yang melibatkan tenaga kerja lokal. Program pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing para pencari kerja agar bisa memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja yang terus berubah.
“Kalau masyarakat Jakartanya sudah oke, sudah bagus semua, baru bisa ngambil (SDM-Red) ke daerah lain. Jangan kita apa-apa ngambil dari daerah lain dulu. Jakarta dulu aja fokusin,” tambahnya.
Dengan meningkatkan kompetensi SDM lokal, diharapkan para pencari kerja dapat langsung terserap di lapangan sehingga mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan produktivitas ekonomi Jakarta.
Menjaga Stabilitas Ekonomi melalui Investasi
Lebih jauh, investasi yang terarah dan produktif dapat menjadi motor penggerak utama bagi stabilisasi ekonomi Jakarta. Dengan membuka lapangan kerja baru, arus perputaran uang di masyarakat akan meningkat dan menggerakkan sektor-sektor ekonomi lainnya.
Hal ini tidak hanya berdampak pada pengurangan angka pengangguran, tapi juga pada pemulihan ekonomi secara keseluruhan, terutama pasca guncangan akibat pelemahan ekonomi global dan pandemi.
Sinergi untuk Masa Depan Jakarta
Mengatasi pengangguran di Jakarta bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga memerlukan peran aktif para investor dan pelaku usaha. Mendorong investasi yang mengutamakan tenaga kerja lokal dan mengintegrasikan program pelatihan menjadi solusi strategis untuk memulihkan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan.
Pentingnya sinergi ini diharapkan dapat membawa Jakarta menuju pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus menurunkan angka pengangguran yang selama ini menjadi masalah utama. Dengan fokus kepada SDM lokal terlebih dahulu, Jakarta dapat memperkuat pondasi ekonominya sebelum membuka peluang kerja bagi tenaga kerja dari daerah lain.