BSI

Kolaborasi BSI dan BIBD Perkuat Ekspansi Transaksi Syariah Global

Kolaborasi BSI dan BIBD Perkuat Ekspansi Transaksi Syariah Global
Kolaborasi BSI dan BIBD Perkuat Ekspansi Transaksi Syariah Global

JAKARTA - Langkah ekspansi internasional Bank Syariah Indonesia (BSI) semakin nyata dengan kolaborasi strategis bersama Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD). Kedua institusi perbankan syariah terkemuka ini menandatangani perjanjian Islamic Risk Participation, menandai babak baru dalam penguatan transaksi global berbasis syariah. Kolaborasi ini tidak hanya memperluas layanan antarbank syariah di kawasan regional, tetapi juga mempertegas posisi BSI sebagai pemain utama dalam industri keuangan syariah global.

Perjanjian ini memungkinkan BSI dan BIBD untuk mengembangkan transaksi risk participation berbasis prinsip syariah, terutama yang berkaitan dengan portofolio menggunakan underlying Letter of Credit (L/C). Hal ini membuka peluang besar dalam penguatan pembiayaan perdagangan internasional yang sejalan dengan prinsip-prinsip keuangan Islam.

Wakil Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta, menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari strategi ekspansi BSI yang diarahkan untuk mengembangkan produk-produk perbankan syariah, sekaligus memperkuat eksistensinya di panggung global.

“Kolaborasi dengan BIBD merupakan salah satu strategi BSI mengembangkan produk perbankan syariah, sekaligus menguatkan posisi di kancah internasional,” ujar Bob.

Lebih dari sekadar kerja sama bilateral, kolaborasi ini diharapkan menjadi awal dari sinergi antar lembaga keuangan syariah di kawasan ASEAN yang semakin erat. Dalam konteks integrasi ekonomi regional, terutama yang didorong oleh ASEAN Economic Community (AEC), penguatan sektor keuangan syariah memainkan peran vital. Oleh karena itu, BSI dan BIBD berkomitmen untuk bersama-sama meningkatkan volume dan kualitas transaksi lintas negara yang berbasis pada prinsip syariah.

“BSI dan BIBD juga berkomitmen untuk bersama-sama meningkatkan transaksi antar bank syariah di kawasan ASEAN,” tambah Bob.

Langkah ini juga sejalan dengan aspirasi Indonesia untuk menjadikan Jakarta sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia. Kolaborasi strategis dengan lembaga perbankan dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam merupakan pendorong signifikan dalam mewujudkan visi tersebut.

Secara global, BSI kini menempati peringkat 10 besar bank syariah dunia dari sisi kapitalisasi pasar. Kolaborasi dengan BIBD, yang juga merupakan institusi perbankan syariah terkemuka di kawasan Asia Tenggara, akan memperluas jaringan kerja sama dan meningkatkan kredibilitas kedua belah pihak di mata investor dan pelaku industri internasional.

“Kolaborasi dengan BIBD akan semakin memperkuat posisi BSI di kancah internasional dan bersama-sama menjadi motor penggerak bagi perkembangan industri keuangan syariah di level regional dan global,” ujar Bob Tyasika Ananta.

Dari sisi bisnis, inisiatif kerja sama ini juga menjadi langkah taktis untuk mengembangkan layanan trade finance syariah, terutama pada skema pembiayaan perdagangan berbasis risk participation. Ini akan menjadi solusi bagi pelaku usaha yang bergerak di sektor ekspor-impor, terutama di negara-negara yang mendukung ekosistem keuangan syariah.

Dengan adanya risk participation, kedua bank dapat berbagi risiko atas pembiayaan L/C tanpa melanggar prinsip syariah. Skema ini semakin relevan di tengah meningkatnya kebutuhan pelaku usaha terhadap solusi keuangan yang etis, transparan, dan bebas riba. Selain itu, hal ini turut menjawab tantangan pengembangan instrumen keuangan syariah yang selama ini dinilai terbatas dalam sektor perdagangan internasional.

Kolaborasi BSI dan BIBD juga mencerminkan pentingnya integrasi dan standarisasi produk keuangan syariah antarnegara. Sebagai bagian dari kawasan yang mayoritas penduduknya beragama Islam, negara-negara Asia Tenggara memiliki peluang besar untuk membentuk blok keuangan syariah yang solid. Di sinilah sinergi antar lembaga seperti BSI dan BIBD menjadi elemen krusial dalam mendorong konektivitas sektor finansial berbasis syariah.

Selain dampak ekonomi, kerja sama ini juga mencerminkan komitmen kedua bank terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan. Keuangan syariah yang berlandaskan pada nilai-nilai keadilan, etika, dan tanggung jawab sosial diyakini mampu menjawab tantangan ekonomi global saat ini, terutama dalam menciptakan sistem keuangan yang lebih inklusif dan stabil.

Kolaborasi ini juga diharapkan dapat mendorong inovasi produk dan layanan keuangan syariah yang lebih kompetitif. Dalam jangka panjang, kedua pihak berpotensi memperluas kerja sama ke area lain seperti investasi langsung, pengembangan teknologi finansial syariah (sharia fintech), dan pembiayaan proyek-proyek berkelanjutan berbasis Islamic finance.

Dengan berjalannya kesepakatan ini, BSI menegaskan kesiapannya dalam memainkan peran sebagai pelopor pengembangan transaksi syariah lintas negara. Dalam jangka menengah hingga panjang, hal ini tidak hanya akan mendongkrak volume transaksi bisnis syariah internasional, tetapi juga membuka jalan bagi terbentuknya sharia banking ecosystem yang lebih terintegrasi di kawasan Asia Pasifik.

Langkah strategis seperti ini menunjukkan bahwa perbankan syariah Indonesia semakin matang dalam bersaing di arena global. Dengan dukungan kebijakan, sinergi regional, dan inovasi berkelanjutan, BSI berpeluang besar menjadi perwakilan utama Indonesia dalam tatanan ekonomi syariah global yang tengah tumbuh pesat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index