JAKARTA - Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota, keberadaan destinasi wisata alam yang menawarkan ketenangan dan keindahan panorama alam seperti Pante Bahagia di Aceh Utara menjadi oase bagi para pencari ketenangan. Terletak di Kecamatan Paya Bakong, Pante Bahagia kini tengah naik daun sebagai salah satu objek wisata yang wajib dikunjungi oleh para wisatawan lokal maupun dari luar daerah. Nama “Pante Bahagia” sendiri diambil dari nama pemukiman yang ada di Kecamatan Paya Bakong, menambah kesan khas dan lokal dari tempat ini.
Pante Bahagia memikat hati dengan udara yang begitu sejuk dan segar, disertai pemandangan alam yang dikelilingi rimbunnya pepohonan hijau. Sensasi alami ini membuat pengunjung merasa benar-benar terhubung dengan alam, jauh dari polusi dan kebisingan kota. Untuk mencapai objek wisata ini, pengunjung harus menempuh jarak sekitar 28 kilometer dari pusat kota Lhoksukon, Aceh Utara. Meskipun perjalanan sedikit menantang karena akses jalan yang sebagian masih berupa bebatuan, usaha tersebut akan terbayar saat tiba di lokasi dengan pemandangan yang memanjakan mata.
Untuk masuk ke kawasan wisata ini, biaya yang dikenakan sangat terjangkau, yaitu hanya Rp 5.000 untuk kendaraan roda dua. Harga yang sangat ramah di kantong ini membuat Pante Bahagia dapat dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Pengunjung yang datang akan disambut ramah oleh petugas tiket di pintu masuk, menandai awal perjalanan yang menyenangkan menuju sebuah surga tersembunyi di pedalaman Aceh Utara.
Selain menjadi tempat rekreasi, Pante Bahagia juga dikenal ramah keluarga. Mariani, salah satu pedagang yang sehari-hari berjualan di kawasan tersebut, menjelaskan bahwa pengunjung berasal dari berbagai daerah, tidak hanya Lhokseumawe dan Aceh Utara saja, tetapi juga dari kabupaten dan kota lain. Mereka datang untuk menikmati keindahan alam bersama keluarga, kerabat, dan teman-teman. Menurut Mariani, pengunjung paling ramai memadati tempat ini saat akhir pekan, terutama Sabtu dan Minggu.
Fasilitas di Pante Bahagia juga mendukung kenyamanan dan keselamatan, terutama bagi anak-anak yang ingin bermain air. Terdapat beberapa titik dengan kedalaman air yang dangkal, sehingga anak-anak dapat bermain dan berenang dengan aman, tentunya di bawah pengawasan orang tua. Bagi yang ingin bermain air dengan lebih leluasa, tersedia juga baju pelampung yang bisa disewa dengan harga Rp 10.000. Selain itu, pengunjung juga bisa menyewa ban dalam bekas mobil yang digunakan untuk mengapung di air, dengan biaya Rp 10.000 untuk anak-anak dan Rp 20.000 untuk orang dewasa. Menariknya, tidak ada batasan waktu dalam penggunaan fasilitas ini, sehingga pengunjung bisa bebas menikmati aktivitas air selama mereka mau.
Selain bermain air, pengunjung yang ingin menjelajah aliran sungai dapat menyewa perahu karet. Perahu ini mampu menampung enam orang dan biasanya didampingi oleh pemandu lokal, memberikan pengalaman berbeda untuk menikmati suasana alam dari perspektif sungai. Kegiatan ini menambah nilai plus bagi Pante Bahagia sebagai destinasi wisata yang menyediakan ragam aktivitas menarik.
Di sepanjang lokasi wisata, terdapat pula pondok-pondok makan yang menyediakan berbagai makanan, cemilan, dan minuman. Menariknya, beberapa pondok tidak mengenakan biaya sewa tempat, sehingga pengunjung dapat duduk dengan nyaman selama memesan makanan di sana. Hal ini tentu menjadi nilai tambah tersendiri bagi pelancong yang ingin bersantai dan menikmati hidangan sambil menikmati pemandangan alam.
Mariani mengungkapkan bahwa perkembangan pesat Pante Bahagia mulai terlihat usai Ramadan 1446 Hijriah. Ramainya pengunjung telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar. “Alhamdulillah, objek wisata ini memberi keberkahan bagi penduduk setempat, saya khususnya,” katanya dengan penuh syukur. Keberadaan Pante Bahagia sebagai destinasi wisata juga menjadi salah satu sumber pendapatan tambahan bagi warga yang berjualan makanan, minuman, hingga jasa penyewaan alat permainan air dan perahu.
Meski demikian, Mariani berharap pemerintah daerah lebih serius memperhatikan pengembangan Pante Bahagia. Perbaikan infrastruktur, khususnya akses jalan menuju lokasi wisata, menjadi hal yang sangat dinantikan. Jalan yang masih berbatu dan kurang mulus seringkali menjadi kendala bagi pengunjung, terutama saat musim hujan. Dengan akses jalan yang baik, diyakini jumlah pengunjung akan meningkat signifikan, dan tentu saja berdampak positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta kesejahteraan masyarakat setempat.
Pante Bahagia kini berdiri sebagai contoh bagaimana destinasi wisata alam yang masih alami dapat menjadi magnet bagi wisatawan tanpa harus kehilangan keasliannya. Udara segar, panorama hijau, serta suasana damai menjadi daya tarik utama yang sulit ditandingi oleh tempat wisata lain yang mungkin sudah terlalu ramai dan komersial. Ini menjadikan Pante Bahagia pilihan tepat untuk keluarga yang ingin menghabiskan waktu berkualitas bersama anak-anak, atau pasangan dan teman yang ingin melepas penat dengan cara yang berbeda.
Keindahan dan ketenangan yang ditawarkan juga mengundang para pecinta alam dan fotografi untuk menangkap momen-momen indah yang jarang ditemukan di tempat lain. Wisata alam seperti Pante Bahagia memiliki peran penting tidak hanya sebagai tempat rekreasi, tetapi juga sebagai ruang edukasi lingkungan dan pelestarian alam yang kian terancam di banyak wilayah.
Di tengah upaya pengembangan pariwisata di Aceh Utara, Pante Bahagia memberikan harapan baru. Dengan pengelolaan yang tepat dan dukungan dari pemerintah serta masyarakat, tempat ini bisa menjadi ikon wisata alam yang tidak hanya membawa keuntungan ekonomi tetapi juga melestarikan kekayaan alam dan budaya lokal.
Pante Bahagia bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga simbol harapan akan keseimbangan antara pelestarian alam dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Jika terus dikembangkan dan didukung, Pante Bahagia dapat menjadi contoh sukses destinasi wisata alam yang menguntungkan semua pihak dan memberikan pengalaman berharga bagi setiap pengunjung yang datang.