BISNIS

Bisnis Limbah Plastik Jadi Hiasan Aquaspace Peluang Baru

Bisnis Limbah Plastik Jadi Hiasan Aquaspace Peluang Baru
Bisnis Limbah Plastik Jadi Hiasan Aquaspace Peluang Baru

JAKARTA - Inovasi pengolahan limbah plastik kini menjadi jalan baru bagi pengembangan ekonomi kreatif di tingkat desa. Di Desa Sidoluhur, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, kelompok ibu PKK mendapatkan pelatihan khusus untuk mengubah sampah plastik menjadi produk kerajinan tangan bernilai jual tinggi, yaitu hiasan aquaspace.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang digelar oleh tim dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Semarang. Dengan fokus pada pemberdayaan perempuan melalui kewirausahaan (womenpreneur), pelatihan ini diharapkan dapat membuka peluang bisnis sekaligus mendukung pelestarian lingkungan.

Ketua pelaksana kegiatan, Dwi Puji Astuti SPd MPd, yang juga dosen di FEB Unnes, menekankan bahwa tujuan utama pelatihan ini adalah mengubah pola pikir masyarakat mengenai limbah plastik. “Sampah plastik tidak harus menjadi beban lingkungan, tapi bisa dijadikan sumber penghasilan melalui kreativitas,” ujar Dwi Puji Astuti.

Para peserta yang merupakan anggota kelompok ibu PKK di Desa Sidoluhur belajar secara langsung berbagai teknik dalam pengolahan sampah plastik. Mulai dari tahap pemilahan, pewarnaan, hingga merangkai menjadi ornamen aquaspace yang artistik dan menarik secara visual. Produk akhir tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga potensi pasar yang menjanjikan.

Kegiatan ini sejalan dengan semangat Universitas Negeri Semarang sebagai Universitas Konservasi yang berkomitmen pada pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Melalui pendekatan praktis dan edukatif, Unnes ingin memastikan dampak positif tidak hanya terjadi dalam lingkup akademik, tetapi juga pada kehidupan sosial-ekonomi masyarakat.

Harapan besar disematkan pada penguatan kewirausahaan perempuan di desa tersebut. Dengan bekal keterampilan baru, ibu-ibu PKK di Sidoluhur diharapkan dapat meningkatkan pendapatan keluarga sekaligus mengurangi volume sampah plastik di lingkungan sekitar.

Salah satu anggota PKK Sidoluhur, Ny Khusnul, mengaku terkejut sekaligus senang bisa mengikuti pelatihan ini. “Saya tidak menyangka sampah plastik bisa diolah jadi barang yang punya nilai jual, seperti hiasan aquaspace,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ny Khusnul mengatakan bahwa pelatihan tersebut memberinya pengetahuan praktis yang bisa langsung diterapkan. “Setelah ikut pelatihan, saya jadi lebih paham cara memilah dan mengolah sampah menjadi produk kreatif. Ilmu ini sangat berguna dan bisa saya praktikkan di rumah,” tuturnya.

Tim pengabdian FEB Unnes yang terlibat selain Dwi Puji Astuti adalah Kardiyem MPd, Ida Nur Aeni SE MSc, dan Lutfia Nur Hadiyanti MPd. Mereka secara aktif mendampingi proses pelatihan, memastikan setiap peserta mampu memahami dan mempraktikkan teknik pengolahan limbah plastik menjadi produk yang bermanfaat.

Transformasi limbah plastik menjadi hiasan aquaspace bukan hanya solusi kreatif untuk mengurangi sampah, tetapi juga membuka pintu baru dalam pengembangan usaha berbasis kerajinan tangan. Program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam mengelola limbah sekaligus menggerakkan perekonomian lokal melalui inovasi dan kreativitas.

Dengan keberhasilan pelatihan ini, diharapkan muncul pelaku usaha perempuan yang mampu berkontribusi nyata dalam ekonomi kreatif sekaligus menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan desa mereka.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index