UMKM

UMKM Tumbuh Kompetitif Lewat Penerapan Prinsip ESG

UMKM Tumbuh Kompetitif Lewat Penerapan Prinsip ESG
UMKM Tumbuh Kompetitif Lewat Penerapan Prinsip ESG

JAKARTA - Penerapan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG) kini tidak lagi menjadi kebutuhan eksklusif perusahaan besar. Bagi UMKM di Indonesia, ESG menjadi fondasi penting untuk meningkatkan daya saing sekaligus mendukung keberlanjutan ekonomi dan lingkungan. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional sangat signifikan, menyumbang lebih dari 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap hingga 97 persen tenaga kerja, sehingga keberlanjutan sektor ini menjadi prioritas strategis.

Dengan menerapkan ESG, UMKM dapat mengelola bisnis secara lebih efisien, transparan, dan bertanggung jawab. Dampak positifnya tidak hanya pada kinerja perusahaan, tetapi juga pada karyawan, pemasok, dan masyarakat di sekitarnya. Kesadaran akan pentingnya keberlanjutan tumbuh seiring perjalanan bisnis, seperti terlihat pada beberapa UMKM yang telah memulai transformasi ESG sejak beberapa tahun terakhir.

Implementasi ESG di UMKM

Salah satu contoh penerapan ESG di UMKM adalah Kintakun Collection, yang mulai mengikuti asesmen ESG pada 2022. Proses ini mendorong perusahaan membenahi tata kelola, menyusun SOP baru, serta menerapkan standar keselamatan kerja (K3) dan sistem whistleblower. Hasil asesmen memberikan sejumlah rekomendasi penting, termasuk peningkatan efisiensi energi di area produksi, pengelolaan limbah tekstil yang lebih baik, serta keterlibatan sosial yang lebih luas dalam rantai pasok.

Selama tiga tahun, Kintakun menjalankan rekomendasi tersebut secara bertahap. Budaya kerja menjadi lebih transparan, kesadaran karyawan terhadap efisiensi energi meningkat, dan sistem pengelolaan limbah berjalan lebih optimal. Selain itu, kurasi sosial dan lingkungan terhadap pemasok mulai diterapkan, sehingga tercipta rantai pasok yang lebih bertanggung jawab.

“Sebagai perusahaan berbasis garmen, Kintakun Collection selalu mementingkan kesejahteraan karyawan dan seluruh staf, serta berupaya meningkatkan roda ekonomi mikro nasional,” ujar CEO Kintakun Dwi Harto.

Selain Kintakun, Alamme yang berdiri pada 2023 juga menanamkan prinsip keberlanjutan sejak awal. Perusahaan menggunakan bahan baku alami, bekerja sama langsung dengan petani lokal, meminimalisasi limbah melalui SOP pengolahan terpadu, serta menerapkan Business Continuity Plan (BCP) untuk kesiapan menghadapi krisis.

“Dengan mendukung petani dan peternak lokal, Alamme berhasil menciptakan ekosistem bisnis yang inklusif dan berdaya tahan, sekaligus menjadi pionir dalam membawa produk kesehatan inovatif ke seluruh penjuru negeri,” jelas Danang Satria, Co-Founder Alamme.

Dampak Positif Bagi Karyawan dan Bisnis

Penerapan ESG tidak hanya berdampak pada proses produksi atau rantai pasok, tetapi juga pada karyawan. Panduan kerja yang jelas membuat mereka lebih disiplin, percaya diri, dan merasa hasil kerja mereka diakui. Transformasi ini membuktikan bahwa ESG dapat menjadi pondasi sekaligus identitas brand, memperkuat reputasi UMKM di mata konsumen dan mitra bisnis.

Praktik ESG yang diterapkan Kintakun dan Alamme menunjukkan bahwa prinsip keberlanjutan dapat disesuaikan dengan karakter bisnis yang berbeda. UMKM mampu menjadi lebih efisien, mengurangi risiko, serta membuka akses pasar yang lebih luas melalui implementasi ESG.

Dukungan Mitra Strategis

Evermos berperan aktif dalam mendukung UMKM agar memahami dan menerapkan ESG sejak dini. Sebagai mitra strategis, Evermos menyediakan pelatihan ESG dan asesmen gratis untuk membantu brand UMKM membangun kesadaran keberlanjutan.

“Keberlanjutan bukanlah milik perusahaan besar saja. UMKM pun bisa memulainya dari langkah sederhana,” ujar Head of ESG & Sustainability Evermos, Andika Dwi Saputra. Pendampingan semacam ini mendorong UMKM agar tidak hanya fokus pada pertumbuhan jangka pendek, tetapi juga menyiapkan pondasi bisnis yang tangguh dan berkelanjutan.

ESG Sebagai Strategi Daya Saing

Transformasi ESG bagi UMKM di Indonesia bukan hanya tentang memenuhi standar global, tetapi juga tentang mempersiapkan bisnis agar kompetitif di pasar nasional maupun internasional. Praktik berkelanjutan meningkatkan efisiensi operasi, mengurangi risiko lingkungan, dan memperkuat hubungan dengan pemasok serta pelanggan.

Penerapan ESG menjadi strategi untuk menumbuhkan daya saing dan reputasi brand, sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Hal ini membuktikan bahwa UMKM yang sadar keberlanjutan mampu menjadi pemain yang lebih profesional, kredibel, dan berdaya saing tinggi.

Inspirasi dari UMKM Lokal

Kintakun dan Alamme menjadi inspirasi bagi UMKM lainnya. Transformasi yang mereka lakukan menunjukkan bahwa langkah-langkah sederhana dalam ESG, seperti efisiensi energi, pengelolaan limbah, dan keterlibatan sosial, mampu menciptakan nilai tambah bagi bisnis. Keberlanjutan bukan hanya tentang keuntungan jangka pendek, tetapi juga tentang masa depan UMKM Indonesia yang lebih inklusif, tangguh, dan siap bersaing di level global.

Dengan contoh nyata ini, diharapkan UMKM lain terinspirasi untuk memulai perjalanan ESG mereka. Dukungan dari mitra strategis seperti Evermos akan semakin mempercepat adopsi prinsip keberlanjutan, sehingga seluruh ekosistem UMKM di Indonesia dapat tumbuh lebih berdaya saing dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index